(64) Orang bodoh, walaupun selama hidupnya bergaul dengan orang bijaksana,
tetap tidak akan mengerti Dhamma,
bagaikan sendok yang tidak dapat merasakan rasa sayur.
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Udayi Thera sering pergi ke tempat ceramah dan duduk di atas tempat duduk, dimana para thera terpelajar duduk pada waktu menyampaikan khotbah*. Pada suatu kesempatan, beberapa bhikkhu tamu menyangka bahwa ia adalah seorang thera yang terpelajar, dan mereka mengajukan beberapa pertanyaan tentang lima kelompok unsur khanda. Udayi Thera tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, sebab beliau tidak mengerti sama sekali tentang Dhamma. Para bhikkhu tamu sangat terkejut menemukan seseorang yang tinggal dalam satu vihara dengan Sang Buddha hanya mengetahui sedikit saja tentang khanda dan ayatana (dasar indria dan objek indria).
Kepada bhikkhu tamu itu Sang Buddha menerangkan keadaan Udayi Thera dalam syair berikut ini:
"Yāvajīvam pi ce bālo paṇḍitaṃ payirupāsati
na so dhammaṃ vijānāti dabbī sūparasaṃ yathā."
Orang bodoh, walaupun selama hidupnya bergaul dengan orang bijaksana,
tetap tidak mengerti Dhamma,
bagaikan sendok yang tidak dapat merasakan rasa sayur.
--------
Notes :
* Sekadar info tatakrama di vihara:
Di dalam vihara; di ruang bhaktisala atau dharmasala, di depan altar biasanya terdapat kursi penceramah, yang digunakan oleh bhikkhu untuk berceramah. Sebelum duduk di kursi/tempat duduk itu untuk berceramah, bhikkhu tersebut akan memberikan penghormatan kepada Buddha, Dharma, dan Sangha.
Tempat duduk ini tidak pantas diduduki sembarangan dan oleh sembarang orang, sangat tidak sopan. Ibaratnya seperti singgasana raja/ratu yang tidak boleh sembarangan orang duduk.
Di dalam vihara; di ruang bhaktisala atau dharmasala, di depan altar biasanya terdapat kursi penceramah, yang digunakan oleh bhikkhu untuk berceramah. Sebelum duduk di kursi/tempat duduk itu untuk berceramah, bhikkhu tersebut akan memberikan penghormatan kepada Buddha, Dharma, dan Sangha.
Tempat duduk ini tidak pantas diduduki sembarangan dan oleh sembarang orang, sangat tidak sopan. Ibaratnya seperti singgasana raja/ratu yang tidak boleh sembarangan orang duduk.