Friday 11 June 2010

Kisah Beberapa Bhikkhu (Dhammapada 19 : 271-272)

XIX. Dhammattha Vagga - Orang Adil

(271) Bukan hanya karena patuh pada sila,
banyak belajar
ataupun karena telah mencapai perkembangan dalam samadhi,
atau juga karena menyepi;

(272) Lalu berpikir: `Aku telah menikmati kebahagiaan dari pelepasan 

yang tidak dapat dicapai oleh orang duniawi (anagami).
`O para bhikkhu, janganlah engkau merasa puas 
sebelum mencapai penghancuran semua kekotoran batin.
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Suatu ketika, ada beberapa bhikkhu yang memiliki kebajikan; beberapa di antara mereka dengan ketat menjalankan latihan-latihan keras (dhutanga), beberapa orang mempunyai pengetahuan yang luas tentang Dhamma, beberapa orang telah mencapai pencerapan mental (jhana), beberapa orang telah mencapai tingkat kesucian anagami, dan lain-lain. Mereka semua berpikir bahwa karena mereka telah mencapai banyak hal, akan cukup mudah bagi mereka untuk mencapai tingkat kesucian arahat. Dengan pikiran seperti ini mereka pergi menghadap Sang Buddha.

Sang Buddha bertanya kepada mereka, "Para bhikkhu, sudahkan engkau mencapai tingkat kesucian arahat ?" Mereka menjawab bahwa mereka berada dalam keadaan sedemikian sehingga tidak akan sulit bagi mereka untuk mencapai tingkat kesucian arahat sewaktu-waktu.

Kepada mereka, Sang Buddha berkata, "Para bhikkhu! Hanya karena engkau telah memiliki moralitas (sila), hanya karena engkau telah mencapai tingkat kesucian anagami, engkau tidak boleh puas dan berpikir bahwa hanya tinggal sedikit lagi yang harus dikerjakan; kecuali jika engkau telah menghapuskan semua kekotoran batin (asava). Engkau tidak boleh berpikir bahwa engkau telah mencapai kebahagiaan sempurna tingkat kesucian arahat!”

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair berikut ini :

"Na sīlabbatamattena bāhusaccena vā puna
atha vā samādhilābhena viviccasayanena vā

Phusāmi nekkhammasukhaṃ aputhujjanasevitaṃ;
bhikkhu vissāsa māpādi appatto āsavakkhayaṃ"

Bukan hanya karena sila dan tekad, bukan pula karena banyak belajar
ataupun karena telah mencapai perkembangan dalam samadhi,
atau juga karena berdiam diri di tempat yang sepi;

Lalu berpikir: `Aku telah menikmati kebahagiaan
dari pelepasan yang tidak dapat dicapai oleh orang duniawi.`
O para bhikkhu, janganlah engkau merasa puas
sebelum mencapai penghancuran semua kekotoran batin.

Semua bhikkhu mencapai tingkat kesucian arahat setelah khotbah Dhamma itu berakhir.