Thursday 10 June 2010

Kisah Lima Ratus Bhikkhu (Dhammapada 20 : 273-276)

XX. Magga Vagga - Jalan

(273) Di antara semua jalan, maka `Jalan Mulia Berfaktor Delapan` adalah yang terbaik;
di antara semua kebenaran, maka `Empat Kebenaran Mulia` adalah yang terbaik.
Di antara semua keadaan, maka keadaan tanpa nafsu adalah yang terbaik;
dan di antara semua makhluk hidup, maka orang yang `melihat` (Buddha) adalah yang terbaik.

(274) Inilah satu-satunya `Jalan`.
Tidak ada jalan lain yang dapat membawa pada kemurnian pandangan.
Ikutilah jalan ini,
yang dapat mengalahkan Mara (penggoda).

(275) Dengan mengikuti `Jalan` ini,
engkau dapat mengakhiri penderitaan.
Dan jalan ini pula yang Kutunjukkan setelah Aku mengetahui
bagaimana cara mencabut duri-duri (kekotoran batin).

(276) Engkau sendirilah yang harus berusaha,
para Tathagata hanya menunjukkan `Jalan`.
Mereka yang tekun bersemadi dan memasuki
`Jalan` ini akan terbebas dari belenggu Mara.
---------------------------------------------------------------------------------------------------

Lima ratus bhikkhu, setelah mengikuti Sang Buddha ke sebuah desa, pulang ke Vihara Jetavana. Sore harinya mereka berbicara tentang perjalanannya, khususnya keadaan tanah apakah datar atau berbukit, lembek atau berbatu, dan lainnya.

Sang Buddha menghampiri mereka, seraya berkata, "Para bhikkhu, jalan yang kalian bicarakan adalah keadaan di luar diri kalian. Seorang bhikkhu seharusnya hanya terpusat pada `jalan utama` (jalan Ariya) dan berusaha keras berbuat sesuai dengan `Jalan Ariya` yang membimbing kita merealisasi kedamaian abadi (nibbana)."

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair berikut ini :

"Maggān’ aṭṭhaṅgiko seṭṭho saccānaṃ caturo padā,
virāgo seṭṭho dhammānaṃ dipadānañ ca cakkhumā.

Es’ eva maggo n’ atth’ añño
dassanassa visuddhiyā,
etaṃ hi tumhe paṭipajjatha,
Mārass’ etaṃ pamohanaṃ

Etaṃ hi tumhe paṭipannā
Dukkhass’ antaṃ karissatha,
akkhāto vo rnayā maggo
aññāya sallasanthanaṃ.

Tumhehi kiccaṃ ātappaṃ, akkhātāro tathāgatā,
paṭipannā pamokkhanti jhāyino Mārabandhanā."

Di antara semua jalan, maka `Jalan Mulia Berfaktor Delapan` adalah yang terbaik;
di antara semua kebenaran, maka `Empat Kebenaran Mulia` adalah yang terbaik.
Di antara semua keadaan, maka keadaan tanpa nafsu adalah yang terbaik;
dan di antara semua makhluk hidup, maka orang yang 'melihat' (Buddha) adalah yang terbaik.

Inilah satu-satunya `Jalan`.
Tidak ada jalan lain yang dapat membawa pada kemurnian pandangan.
Ikutilah jalan ini,
yang dapat mengalahkan Mara (penggoda).

Dengan mengikuti `Jalan` ini,
engkau dapat mengakhiri penderitaan.
Dan jalan ini pula yang Kutunjukkan setelah Aku mengetahui
bagaimana cara mencabut duri-duri (kekotoran batin).

Engkau sendirilah yang harus berusaha,
para Tathagata hanya menunjukkan `Jalan`.
Mereka yang tekun bersemadi dan memasuki `Jalan` ini
akan terbebas dari belenggu Mara.

Kelima ratus bhikkhu mencapai tingkat kesucian arahat, setelah khotbah Dhamma itu berakhir.
----------

Notes:

Empat Kebenaran Mulia (Cattari Ariya Saccani):
1. Kebenaran Mulia tentang Dukkha (Dukkha Ariya Sacca),
2. Kebenaran Mulia tentang Asal Mula Dukkha (Dukkha Samudaya Ariya Sacca),
3. Kebenaran Mulia tentang Terhentinya Dukkha (Dukkha Nirodha Ariya Sacca), dan
4. Kebenaran Mulia tentang Jalan Yang Menuju Terhentinya Dukkha (Dukkha Nirodha Gamini Patipada Ariya Sacca).

Jalan menuju terhentinya Dukkha ini disebut Jalan Mulia Beruas 8 :
Panna/kebijaksanaan :
1. Pengertian Benar (samma-ditthi)
2. Pikiran Benar (samma-sankappa)

Sila :
3. Ucapan Benar (samma-vaca)
4. Perbuatan Benar (samma-kammanta)
5. Pencaharian Benar (samma-ajiva)

Samadhi :
6. Daya-upaya Benar (samma-vayama)
7. Perhatian Benar (samma-sati)
8. Konsentrasi Benar (samma-samadhi)