Sunday 30 May 2010

Kisah Patacara (Dhammapada 20 : 288-289)

XX. Magga Vagga - Jalan

(288) Anak-anak tidak dapat melindungi,
begitu juga ayah maupun sanak saudara.
Bagi orang yang sedang menghadapi kematian,
maka tidak ada sanak saudara yang dapat melindungi dirinya

(289) Setelah mengetahui kenyataan ini, 

maka orang berbudi dan bijaksana 
tak akan menunda waktu 
dalam menempuh jalan menuju Nibbana.
----------------------------------------------------------------------------------------------

Patacara kehilangan suami dan dua putranya, sekaligus orang tua dan ketiga kakak laki-lakinya dalam waktu bersamaan. Ia menjadi hampir gila. Ketika ia mendekati Sang Buddha, Beliau berkata kepadanya, "Patacara, anak-anak tidak dapat merawatmu, bahkan meskipun mereka masih hidup, mereka tidak hadir untukmu. Orang bijaksana menjalankan moral (sila) dan menghancurkan rintangan pada jalan menuju nibbana."

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair berikut ini :

"Na santi puttā tāṇāya na pitā na pi bandhavā
antakenādhipannassa n’ atthi ñātīsu tāṇatā.

Etam atthavasaṃ ñatvā paṇḍito sīlasaṃvuto
nibbānagamanaṃ maggaṃ khippam eva visodhaye."

Anak-anak tidak dapat melindungi,
begitu juga ayah maupun sanak saudara.
Bagi orang yang sedang menghadapi kematian,
maka tidak ada sanak saudara
yang dapat melindungi dirinya lagi.

Setelah mengetahui kenyataan ini,
maka orang berbudi dan bijaksana
tak akan menunda waktu
dalam menempuh jalan menuju Nibbana.

Patacara mencapai tingkat kesucian sotapatti, setelah Khotbah Dhamma itu berakhir.

*Kisah ini lebih lengkapnya ada pada kisah ke 113