BAB XXVI. Brahmana Vagga – Brahmana
(415) Seseorang yang telah membuang nafsu keinginan,
yang telah meninggalkan kehidupan rumah tangga dan menempuh kehidupan
tanpa rumah,
yang telah menghancurkan nafsu indria akan wujud yang
baru,
maka ia Kusebut seorang 'brahmana'.
----------------------------------------------------------------------------------------------
Sundarasamudda adalah anak dari
seorang hartawan dari Savatthi. Setelah memasuki pasamuan bhikkhu, ia
pergi ke Rajagaha, yang empat puluh lima yojana jauhnya dari Savatthi,
untuk berlatih meditasi.
Suatu hari, ketika beberapa perayaan sedang berlangsung di Savatthi,
ayah Sundarasamudda merasa sangat kehilangan putranya. Mereka juga
merasa kasihan pada putranya yang kehilangan semua kesenangan.
Memikirkan hal itu mereka menangis. Ketika mereka sedang menangis,
seorang pelacur datang pada mereka, dan menanyakan apa duduk
persoalannya.
Setelah mendengar apa yang terjadi pada anak mereka, pelacur itu
berkata, "Jika aku dapat membuat anakmu meninggalkan pasamuan Sangha dan
kembali hidup sebagai orang biasa bagaimana engkau akan menghargaiku?"
Orang tua tersebut menjawab bahwa mereka akan membuatnya kaya raya.
Pelacur tersebut kemudian meminta sejumlah besar uang dan pergi ke
Rajagaha dengan sejumlah pengikutnya.
Di Rajagaha, ia menyewa sebuah rumah bertingkat tujuh pada rute jalan
di mana Sundarasamudda berpindapatta. Ia menyiapkan makanan yang baik
dan menunggunya. Pada beberapa hari pertama, ia memberikan dana makanan
kepada Sundarasamudda di pintu rumahnya. Kemudian, ia mengundangnya
untuk masuk ke dalam rumah. Ia memberi uang kepada beberapa anak untuk
datang dan bermain di luar rumah pada saat kira-kira Sundarasamudda
biasanya datang untuk menerima dana makanan. Dengan alasan bahwa di
lantai dasar terlalu berdebu dan berisik karena anak-anak itu, pelacur
itu mengundang Sundarasamudda untuk naik ke lantai atas dan menerima
dana makanan di sana. Sang thera mengikutinya naik, dan segera setelah
memasuki ruangan tersebut, sang pelacur menutup pintu. Kemudian ia mulai
merayu Sundarasamudda. Ia berkata kepada, "Yang Mulia! Marilah menjadi
suamiku yang awet muda dan kuat, dan aku akan menjadi istrimu yang
paling tercinta. Setelah kehidupan perkawinan kita yang panjang dan
bahagia kita berdua dapat meninggalkannya untuk masuk dalam pasamuan dan
berjuang sekuat tenaga untuk mencapai nibbana."
Ketika mendengar kata-kata itu, Sundarasamudda tiba-tiba menyadari
kekeliruannya dan waspada. Kemudian ia berkata pada dirinya sendiri,
"Sungguh, karena kelalaian dan kurangnya perhatian aku telah membuat
satu kekeliruan besar."
Pada saat itu, Sang Buddha memperhatikan dari kuti harum Beliau, apa
yang sedang terjadi pada Sundarasamudda di Rajagaha. Ia memanggil Y.A.
Ananda, dan berkata, "Ananda! Pada lantai atas sebuah rumah bertingkat
di Rajagaha, sekarang sedang terjadi perlawanan antara Sundarasamudda
dan seorang pelacur, tapi pada akhirnya Sundarasamudda yang akan menjadi
pemenangnya." Setelah mengatakan hal ini kepada Ananda, Sang Buddha
mengirimkan sinar kesucian kepada Sundarasamudda dan membuatnya
merasakan kehadiran Beliau. Lalu Beliau berkata, "Murid-Ku! Putuskanlah
dan buanglah rasa cinta terhadap kekayaan dan kesenangan-kesenangan
nafsu keinginan."
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair berikut :
“Yo'dha kāme pahatvāna
anāgāro paribbaje
kāmābhavaparikkhīṇaṃ
tam ahaṃ brūmi brāhmaṇaṃ.”
Seseorang yang telah membuang nafsu keinginan,
yang telah meninggalkan kehidupan rumah tangga dan menempuh kehidupan
tanpa rumah, yang telah menghancurkan nafsu indria akan wujud yang
baru,
maka ia Kusebut seorang 'brahmana'.
Pada akhir khotbah ini Sundarasamudda mencapai tingkat kesucian
arahat dan dengan kemampuan batin luar biasanya ia menerobos atap rumah
menuju angkasa, pergi menemui Sang Buddha.