Saturday 11 December 2010

Kisah Seorang Bhikkhu (Dhammapada 2 : 31)

II. Appamada Vagga - Kewaspadaan 

(31) Seorang bhikkhu yang bergembira dalam kewaspadaan,
dan melihat bahaya dalam kelengahan,
bergerak cepat bagaikan api,
membakar habis semua rintangan batin, baik yang besar maupun yang kecil.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Seorang bhikkhu, setelah memperoleh obyek meditasi dari Sang Buddha, pergi ke hutan untuk bermeditasi. Meskipun dia berlatih dengan sungguh-sungguh, dia hanya memperoleh kemajuan yang sangat kecil. Akibatnya, ia frustasi. Dengan berpikir akan memperoleh petunjuk lebih lanjut dari Sang Buddha, dia meninggalkan hutan menuju Vihara Jetavana.

Dalam perjalanannya, dia melewati nyala api yang sangat besar. Dia berlari menuju puncak gunung, dan mengamati api tersebut dari sana. Melihat api yang menyebar, ia termenung. Pikirnya, seperti api yang membakar habis semuanya, begitu juga pandangan terang akan membakar semua belenggu kehidupan, besar dan kecil.

Sementara itu, dari kamar Harum (Gandhakuti), di Vihara Jetavana, Sang Buddha mengetahui apa yang dipikirkan oleh bhikkhu tersebut. Beliau menampakkan diri dan berkata, "Anak-Ku, engkau berada di jalan pikiran yang benar. Pertahankanlah! Semua makhluk harus membakar belenggu kehidupannya dengan pandangan terang."

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair berikut ini:

“Appamādarato bhikkhu pamāde bhayadassivā
saññojanaṃ aṇuṃthūlaṃ ḍahaṃ aggī va gacchati”

Seorang bhikkhu yang bergembira dalam kewaspadaan,
dan melihat bahaya dalam kelengahan,
bergerak cepat bagaikan api,
membakar habis semua rintangan batin, baik yang besar maupun yang kecil.

Bhikkhu tersebut berhasil mencapai tingkat kesucian arahat setelah khotbah Dhamma berakhir.