Friday 8 October 2010

Kisah Paman Sariputta Thera (Dhammapada 8 : 106)

VIII. Sahassa Vagga - Ribuan

(106) Meskipun bulan demi bulan selama seratus tahun,
seseorang memberikan ribuan persembahan (kepada orang biasa)
Namun apabila sekejap saja dia menghormati orang
yang telah menyempurnakan dirinya
Maka penghormatan tersebut lebih baik daripada persembahan seratus tahun itu.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Suatu ketika, Sariputta Thera bertanya kepada pamannya (dari pihak ibu) seorang brahmana apakah ia telah melakukan perbuatan-perbuatan baik.

Sang brahmana menjawab bahwa ia telah membuat persembahan senilai seribu kahapana* setiap bulan untuk pertapa-pertapa Nigantha, dan berharap untuk dapat terlahir kembali di alam brahma dalam kehidupannya yang akan datang.

Sariputta Thera menjelaskan kepadanya bahwa gurunya telah memberikan harapan yang salah dan mereka sendiri pun tidak mengetahui jalan menuju alam brahma. Kemudian Sariputta Thera membawa pamannya menghadap Sang Buddha, dan memohon kepada Sang Buddha untuk menjelaskan Dhamma, yang dengan pasti akan membawa seseorang ke alam brahma.

Sang Buddha berkata: "Brahmana, persembahan sesendok dana makanan kepada seorang bhikkhu akan lebih baik daripada persembahan seribu kahapana kepada guru-gurumu."**

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair berikut:

"Māse māse sahassena yo vajetha sataṃsamaṃ
ekañ ca bhāvitattānaṃ muhuttam api pūjaye
sā yeva pūjanā seyyo yañ ce vassasataṃ hutaṃ."

Meskipun bulan demi bulan selama seratus tahun,
seseorang memberikan ribuan persembahan (kepada orang biasa)
Namun apabila sekejap saja dia menghormati orang
yang telah menyempurnakan dirinya
Maka penghormatan tersebut lebih baik daripada persembahan seratus tahun itu.

Paman Sariputta Thera mencapai tingkat kesucian sotapatti setelah khotbah Dhamma itu berakhir.
---------

Notes :

* sahassa = seribu; dalam konteks ini, seribu kahapana. Koin kahapana bisa berupa tembaga, perak ataupun emas.

**perlu dipahami konteksnya dalam kalimat ini, yaitu persembahan mana yang lebih baik.

Hal ini tidak berarti bahwa seseorang tidak boleh memberi persembahan kepada gurunya yang lama. Dalam Upali Sutta (Majjhima Nikaya 56), Upali adalah murid dan penyokong utama Nighanta Nataputta, setelah berdebat dengan Sang Buddha, Upali menyatakan ingin menjadi murid Sang Buddha. Sang Buddha menyuruhnya untuk mempertimbangkannya baik-baik keputusannya itu. Selain itu, mengingat bahwa Upali dan keluarganya sudah lama menjadi penyokong utama Nighanta, Beliau meminta supaya Upali tetap memberi dana makanan kepada Nighanta walaupun telah menjadi pengikut Beliau.

Mengenai bhikkhunya, dalam hal ini tentunya adalah bhikkhu sungguhan yang teguh dalam sila, dan bukan penipu (berjubah bhikkhu tapi telah melakukan Parajika). Juga pertimbangan bahwa pada jaman Sang Buddha, hampir semua bhikkhu statusnya minimal sotapanna :)