Saturday 9 October 2010

Kisah Brahmana Anatthapucchaka (Dhammapada 8 : 104-105)

VIII. Sahassa Vagga - Ribuan

(104) Menaklukkan diri sendiri sesungguhnya lebih baik
daripada menaklukkan makhluk lain;
Bagi orang yg menguasai dirinya sendiri,
yang selalu hidup terkendali

(105) Tidak ada Dewa, Mara, Gandhabba, ataupun Brahmana,
yang dapat menghancurkan kemenangan dari orang tersebut.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------

Suatu ketika, seorang brahmana bernama Anatthapucchaka mengunjungi Sang Buddha dan berkata, "Bhante, saya berpikir bahwa Anda hanya mengetahui praktek-praktek yang bermanfaat dan tidak mengetahui praktek-praktek yang tidak bermanfaat."

Sang Buddha menjawab bahwa Beliau juga mengetahui praktek-praktek yang tidak bermanfaat dan merugikan. Kemudian Sang Buddha menyebutkan satu per satu enam praktek yang dapat memboroskan kekayaan, sebagai berikut:

1. Tidur sampai matahari terbit.
2. Kebiasaan bermalas-malasan.
3. Bertindak kejam.
4. Gemar minum-minum keras yang menyebabkan mabuk dan lemahnya kesadaran.
5. Berkeliaran sendiri di jalan pada waktu yang tidak tepat, dan
6. Perilaku seks yang salah.

Setelah itu, Sang Buddha bertanya kepada brahmana tersebut bagaimana ia menghidupi dirinya.

Brahmana itu menjawab bahwa ia menghidupi dirinya dengan berjudi, sebagai contoh: bermain dadu.

Selanjutnya Sang Buddha bertanya kepadanya apakah ia menang atau kalah. Ketika sang brahmana menjawab bahwa ia kadangkala menang dan kadangkala kalah, Sang Buddha berkata kepadanya, "Menang dalam permainan dadu tiada artinya dibandingkan dengan kemenangan melawan kekotoran batin."

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair berikut :

"Attā have jitaṃ seyyo yā cāyaṃ itarā pajā
attadantassa posassa niccaṃ saññatacārino.

N’eva devo na gandhabbo na Māro saha Brahmunā
jitaṃ apajitaṃ kayirā tathārūpassa jantuno."

Menaklukkan diri sendiri sesungguhnya lebih baik
daripada menaklukkan makhluk lain;
Bagi orang yg menguasai dirinya sendiri,
yang selalu hidup terkendali

Tidak ada Dewa, Mara, Gandhabba, ataupun Brahmana,
yang dapat menghancurkan kemenangan dari orang tersebut.