Tuesday, 19 October 2010

Kisah Anuruddha Thera (Dhammapada 7 : 93)

VII. Arahanta Vagga - Arahat

(93) Ia yang telah memusnahkan semua kekotoran batin,
yang tidak lagi terikat pada makanan,
yang telah menyadari Kebebasan Mutlak,
maka jejaknya tidak dapat dilacak,
bagaikan burung-burung di angkasa.
------------------------------------------------------------------------------------------------

Suatu hari Anuruddha Thera mencari beberapa kain bekas di dalam timbunan sampah untuk dibuat jubah, sebab jubah lamanya telah kotor dan koyak. Jalini, istrinya pada kehidupan yang lampau dan sekarang berada di alam dewa, melihatnya. Mengetahui bahwa sang thera sedang mencari beberapa kain bekas, ia mengambil tiga lembar kain dari alam dewa dan menaruhnya ke dalam timbunan sampah, serta membuatnya terlihat. Anuruddha Thera menemukan kain tersebut dan membawanya ke vihara.

Ketika beliau sedang membuat jubah, Sang Buddha datang beserta murid-murid utama dan beberapa murid senior Beliau. Mereka menolong menjahit jubah.

Sementara itu, Jalini, dalam ujud gadis muda datang ke desa dan memperhatikan kedatangan Sang Buddha beserta murid Beliau dan juga bagaimana mereka menolong Anuruddha Thera. Ia menganjurkan penduduk desa untuk mengirimkan makanan yang lezat ke vihara dan sebagai akibatnya terjadi kelebihan makanan. Bhikkhu yang lain melihat terlalu banyak makanan tersisa, mencela Anuruddha Thera.

"Anuruddha Thera seharusnya berkata kepada keluarga dan murid-muridnya agar mengirim makanan secukupnya, mungkin ia ingin menunjukkan bahwa ia mempunyai banyak pengikut."

Kepada para bhikkhu itu, Sang Buddha berkata, "Bhikkhu, janganlah berpikir bahwa anakKu Anuruddha telah meminta keluarga dan murid-muridnya untuk mengirimkan bubur nasi dan makanan lainnya, anakKu tidak meminta apapun, seorang arahat tidak membicarakan perihal seperti makanan dan pakaian. Jumlah makanan berlebihan yang dikirimkan ke vihara pagi hari ini berasal dari dorongan makhluk alam lain dan bukan dari manusia."

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair berikut ini:

"Yassāsavā parikkhīṇā āhāre ca anissito
suññato animitto ca vimokho yassa gocaro
ākāse va sakuntānaṃ padaṃ tassa durannayaṃ."

Ia yang telah memusnahkan semua kekotoran batin,
yang tidak lagi terikat pada makanan,
yang telah menyadari Kebebasan Mutlak,
maka jejaknya tidak dapat dilacak,
bagaikan burung-burung di angkasa.