Thursday, 6 May 2010

Kisah Gajah Bernama Paveyyaka (Dhammapada 23 : 327)

XXIII. Naga Vagga - Gajah

(327) Bergembiralah dalam kewaspadaan
dan jagalah pikiranmu dengan baik;
bebaskanlah dari cara-cara yang salah,
seperti seekor gajah melepaskan dirinya yang terbenam dalam lumpur.
----------------------------------------------------------------------------------------------

Gajah Paveyyaka ketika berusia masih muda sangat kuat; kemudian tiba saatnya ia menjadi tua dan lemah. Suatu hari, seperti biasanya Paveyyaka tua pergi ke suatu kolam dan ia terjebak dalam lumpur serta tidak dapat mencapai tepi. Ketika Raja Pasenadi dari Kosala diberitahu tentang hal itu, ia mengirim seorang pelatih gajah untuk menolong gajah itu keluar dari lumpur. Pelatih gajah itu pergi ke tempat gajah itu berada. Di sana, ia memerintahkan pemusik untuk membuat irama perang. Mendengar suasana militer, gajah itu merasa seakan-akan ia berada di medan perang. Semangatnya bangkit, ia mengangkat dirinya sendiri dengan seluruh tenaganya, dan segera keluar dari lumpur.

Ketika para bhikkhu menceritakan kepada Sang Buddha tentang hal ini, Beliau berkata, "Para bhikkhu! Sama halnya dengan gajah itu menarik dirinya keluar dari lumpur, demikian pula, seharusnya kamu semua menarik dirimu sendiri keluar dari lumpur kekotoran batin."

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair berikut :

“Appamādaratā hotha, sacittam anurakkhatha,
duggā uddharath` attānaṃ paṃke sanno va kuñjaro.”

Bergembiralah dalam kewaspadaan dan jagalah pikiranmu dengan baik;
bebaskanlah dari cara-cara yang salah, seperti seekor gajah melepaskan dirinya yang terbenam dalam lumpur.

Para bhikkhu mencapai tingkat kesucian arahat setelah khotbah Dhamma itu berakhir.