Thursday 27 May 2010

Kisah Bhikkhu-Bhikkhu Baddiya (Dhammapada 21 : 292-293)

XXI. Pakinnaka Vagga - Bunga Rampai

(292) Orang yang melakukan yang seharusnya tak dilakukan
dan tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan,
maka kekotoran batin akan terus bertambah
dalam diri orang yang sombong dan malas seperti itu.

(293) Mereka yang selalu giat melatih perenungan terhadap badan jasmani,
tidak melakukan apa yang seharusnya tak dilakukan, dan melakukan apa yang seharusnya dilakukan,
maka kekotoran-kekotoran batin akan lenyap dari diri mereka
yang memiliki kesadaran dan pandangan terang seperti itu.

------------------------------------------------------------------------------------------------

Suatu saat bhikkhu-bhikkhu, yang berdiam di Baddiya sibuk membuat sandal-sandal yang penuh hiasan berbagai macam alang-alang dan rumput. Ketika Sang Buddha diberitahu tentang hal ini, Beliau berkata, "Para bhikkhu, kamu seharusnya memasuki Persamuan Bhikkhu (Sangha) untuk mencapai Buah Kesucian Arahat (Arahatta Phala). Namun, kamu sekarang sedang berusaha keras hanya untuk membuat sandal dan menghiasinya."

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair berikut :

"Yaṃ hi kiccaṃ apaviddhaṃ akiccaṃ pana kayirati
unnaḷānaṃ pamattānaṃ tesaṃ vaddhanti āsavā.

Yesañ ca susamāraddhā niccaṃ kāyagatā sati
akiccan te na sevanti kicce sātaccakārino
satānaṃ sampajānānaṃ atthaṃ gacchanti āsavā."

Orang yang melakukan yang seharusnya tak dilakukan
dan tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan,
maka kekotoran batin akan terus bertambah
dalam diri orang yang sombong dan malas seperti itu.

Mereka yang selalu giat melatih perenungan terhadap badan jasmani,
tidak melakukan apa yang seharusnya tak dilakukan dan melakukan apa yang seharusnya dilakukan,
maka kekotoran-kekotoran batin akan lenyap dari diri mereka yang memiliki kesadaran dan pandangan terang seperti itu.

Bhikkhu-bhikkhu mencapai tingkat kesucian arahat, setelah khotbah Dhamma itu berakhir.