Thursday, 8 April 2010

Kisah Brahmana Yang Memiliki Keyakinan Kuat (Dhammapada 26 : 383)

XXVI. Brahmana Vagga - Brahmana

(383) O, brahmana, berusahalah dengan tekun memotong arus keinginan
dan singkirkanlah nafsu-nafsu indria.
Setelah mengetahui penghancuran segala sesuatu yang berkondisi,
O, brahmana, engkau akan merealisasi Nibbana, yang tak terkondisi.

---------------------------------------------------------------------------------------------

Suatu ketika, di Savatthi, hidup seorang brahmana yang sangat setia kepada Sang Buddha dan ajaran-Nya. Setelah mendengar khotbah yang diberikan Sang Buddha, setiap hari, ia mengundang para bhikkhu datang ke rumahnya untuk menerima dana makanan. Ketika para bhikkhu telah sampai di rumahnya, ia memanggil mereka sebagai ‘arahat’ dan dengan hormat mempersilahkan mereka untuk memasuki rumahnya. Mendapat perlakuan demikian, bhikkhu-bhikkhu yang masih belum mencapai tingkat kesucian (puthujjana) maupun bhikkhu-bhikkhu arahat merasa enggan hati dan memutuskan untuk tidak pergi ke rumah brahmana tersebut keesokan harinya.

Ketika brahmana tersebut mengetahui bahwa para bhikkhu tidak lagi datang ke rumahnya, ia merasa tidak bahagia. Ia pergi menemui Sang Buddha dan memberitahu Beliau tentang para bhikkhu yang tidak lagi datang ke rumahnya. Sang Buddha memanggil para bhikkhu tersebut dan meminta penjelasan. Para bhikkhu mengatakan kepada Sang Buddha bahwa brahmana tersebut memperlakukan mereka semua seperti arahat.

Sang Buddha kemudian bertanya kepada mereka, apakah mereka merasa bangga dan senang ketika mereka diperlakukan seperti itu. Para bhikkhu menjawab tidak. Kepada mereka Sang Buddha berkata, "O, bhikkhu, ini hanya pernyataan kegembiraan yang dirasakan oleh brahmana itu; dan tidak ada salahnya dengan pernyataan bhakti/kegembiraan. Sesungguhnya kecintaan Brahmana itu kepada para arahat tak terbatas. Karenanya, sebaiknya kalian pun memotong arus nafsu keinginan dan hanya puas dengan pencapaian yang tidak lebih rendah dari kearahatan."

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair berikut :

"Chinda sotaṃ parakkamma, kāme panuda brāhmaṇa,
saṃkhārānaṃ khayaṃ ñatvā akataññu si brāhmaṇa."

O, brahmana, berusalah dengan tekun memotong arus keinginan
dan singkirkanlah nafsu-nafsu indria.
Setelah mengetahui penghancuran segala sesuatu yang berkondisi,
O brahmana, engkau akan merealisasi Nibbana, yang tidak berkondisi.