Saturday 27 March 2010

Kisah Seorang Brahmana (Dhammapada 26 : 396)

BAB XXVI. Brahmana Vagga – Brahmana

(396) Aku tidak menyebutnya seorang `brahmana`
hanya karena ia berasal dari keluarga brahmana
atau karena ia lahir dari kandungan ibu seorang brahmana.
Apabila dirinya masih penuh dengan noda,
maka ia hanyalah seorang brahmana karena keturunan.
Tetapi orang yang tanpa noda dan telah bebas dari semua ikatan,
maka ia Kusebut seorang `brahmana`.
-------------------------------------------------------------------------------------------

Suatu ketika, seorang brahmana dari Savatthi berpikir bahwa karena Sang Buddha menyebut para pengikutnya `brahmana`, ia seharusnya juga disebut seorang `brahmana` karena ia lahir dari orang tua brahmana. Ketika ia menceritakan hal ini kepada Sang Buddha, Sang Buddha memberi jawaban padanya, "O, brahmana! Aku tidak menyebut seseorang sebagai seorang brahmana hanya karena ia dilahirkan oleh orang tua brahmana. Aku menyebutnya seorang brahmana hanya jika ia terbebas dari kekotoran batin dan telah memotong semua keterikatan pada kehidupan."

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair berikut :

"Na cāhaṃ brāhmaṇaṃ brūmi
yonijaṃ mattisambhavaṃ
bhovādi nāma so hoti
sa ve hoti sakiñcano,
akiñcanaṃ anādānaṃ
tam ahaṃ brūmi brāhmaṇaṃ."

Aku tidak menyebutnya seorang `brahmana` hanya karena ia berasal dari keluarga brahmana
atau karena ia lahir dari kandungan seorang ibu brahmana.
Apabila dirinya masih penuh dengan noda,
maka ia hanyalah seorang brahmana karena keturunan.
Tetapi orang yang tanpa noda dan telah bebas dari semua ikatan,
maka ia Kusebut seorang `brahmana`.