Thursday 11 March 2010

Kisah Samanera Revata (Dhammapada 26 : 412)

BAB XXVI. Brahmana Vagga – Brahmana

 (412) Seseorang yang telah melampaui baik kebaikan maupun kejahatan, dan kemelekatan,
yang tidak lagi bersedih hati,
tanpa noda, dan suci murni,
 maka ia Kusebut seorang 'brahmana'.
------------------------------------------------------------------------------------------

Suatu hari, para bhikkhu berdiskusi, mereka berkata,” Oh, betapa besar keuntungan Samanera Revata! Oh, betapa besar jasa kebajikan yang diperoleh Samanera Revata! Ia seorang diri membuat tempat tinggal untuk begitu banyak bhikkhu!”. Pada saat itu Sang Buddha mendekat dan bertanya, sedang mendiskusikan apakah mereka? Setelah diberitahu, Sang Buddha kemudian berkata,  “Oh bhikkhu-bhikkhu, anakKu tidak lagi memiliki kebajikan maupun ketidakbajikan; ia telah melampaui kebaikan dan kejahatan.”

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair berikut :

“Yo'dha puññañ ca pāpañ ca
ubho saṅgaṃ upaccagā
asokaṃ virajaṃ suddhaṃ
tam ahaṃ brūmi brāhmaṇaṃ.”

Seseorang yang telah melampaui baik kebaikan maupun kejahatan, dan kemelekatan, yang tidak lagi bersedih hati, tanpa noda, dan suci murni, maka ia Kusebut seorang 'brahmana'.
--------

Notes :

Samanera Revata telah mencapai kesucian Arahat, ia telah melampaui dualisme kebaikan dan kejahatan. Telah melampaui kebaikan maupun kejahatan, tidak melekat kepada keduanya, bukanlah berarti tidak peduli kebaikan maupun kejahatan. Dalam cerita samanera Revata diatas, ia menciptakan tempat tinggal untuk bhikkhu-bhikkhu yang berjumlah banyak (lihat kisah 98), dan para bhikkhu lainnya memikirkan betapa besar jasa kebajikan yang telah dilakukan samanera Revata dengan cara itu. Seorang arahat tidak lagi membuat karma baru,  tindakan yang dilakukan oleh seorang arahat tidak lagi menghasilkan buah karma, karena itu kebajikan yang dilakukan arahat tidak lagi relevan dalam situasi seperti yang dibicarakan para bhikkhu itu.