BAB XXVI. Brahmana Vagga – Brahmana
(412) Seseorang yang telah melampaui baik kebaikan maupun kejahatan, dan
kemelekatan,
yang tidak lagi bersedih hati,
tanpa noda, dan suci murni,
maka ia Kusebut seorang 'brahmana'.
------------------------------------------------------------------------------------------
Suatu hari, para bhikkhu berdiskusi,
mereka berkata,” Oh, betapa besar keuntungan Samanera Revata! Oh, betapa
besar jasa kebajikan yang diperoleh Samanera Revata! Ia seorang diri
membuat tempat tinggal untuk begitu banyak bhikkhu!”. Pada saat itu Sang
Buddha mendekat dan bertanya, sedang mendiskusikan apakah mereka?
Setelah diberitahu, Sang Buddha kemudian berkata, “Oh bhikkhu-bhikkhu,
anakKu tidak lagi memiliki kebajikan maupun ketidakbajikan; ia telah
melampaui kebaikan dan kejahatan.”
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair berikut :
“Yo'dha puññañ ca pāpañ ca
ubho saṅgaṃ upaccagā
asokaṃ virajaṃ suddhaṃ
tam ahaṃ brūmi brāhmaṇaṃ.”
Seseorang yang telah melampaui baik kebaikan maupun kejahatan, dan
kemelekatan, yang tidak lagi bersedih hati, tanpa noda, dan suci murni,
maka ia Kusebut seorang 'brahmana'.
--------
Notes :
Samanera Revata telah mencapai kesucian Arahat, ia telah melampaui
dualisme kebaikan dan kejahatan. Telah melampaui kebaikan maupun
kejahatan, tidak melekat kepada keduanya, bukanlah berarti tidak peduli
kebaikan maupun kejahatan. Dalam cerita samanera Revata diatas, ia
menciptakan tempat tinggal untuk bhikkhu-bhikkhu yang berjumlah banyak
(lihat kisah 98), dan para bhikkhu lainnya memikirkan betapa besar jasa
kebajikan yang telah dilakukan samanera Revata dengan cara itu. Seorang
arahat tidak lagi membuat karma baru, tindakan yang dilakukan oleh
seorang arahat tidak lagi menghasilkan buah karma, karena itu kebajikan
yang dilakukan arahat tidak lagi relevan dalam situasi seperti yang
dibicarakan para bhikkhu itu.