Tuesday, 2 March 2010

Kisah Dhammadinna Theri (Dhammapada 26 : 421)

BAB XXVI. Brahmana Vagga – Brahmana

(421) Orang yang tidak lagi terikat pada apa yang telah lampau,
apa yang sekarang maupun yang akan datang,
 yang tidak memegang ataupun melekat pada apapun juga,
 maka ia Kusebut seorang `brahmana`.
--------------------------------------------------------------------------------------------

Suatu ketika, ada seorang pengikut awam Sang Buddha bernama Visakha di Rajagaha. Setelah mendengar khotbah Sang Buddha berulang-ulang, Visakha mencapai tingkat kesucian anagami dan ia berkata kepada istrinya, "Terimalah semua hartaku, sejak hari ini aku tidak akan campur tangan apapun dalam urusan keluarga."

Istrinya, Dhammadinna, menjawab, "Siapa yang mau menelan ludah yang telah engkau buang?" Kemudian ia minta ijin dari suaminya untuk masuk dalam pasamuan Sangha dan menjadi seorang bhikkhuni. Setelah menjadi seorang bhikkhuni ia pergi ke sebuah vihara di suatu desa kecil bersama para bhikkhuni lain untuk melatih meditasi. Dalam waktu yang singkat, ia mencapai tingkat kesucian arahat dan kembali ke Rajagaha.

Visakha, setelah mendengar bahwa Dhammadinna telah kembali, pergi menemuinya dan bertanya kepadanya beberapa pertanyaan. Ketika Visakha bertanya kepadanya tentang tiga magga yang pertama; ia memberi jawaban kepadanya. Tetapi ketika Visakha memberikan pertanyaan kepadanya tentang Jalan (magga) dan Hasil (phala) Arahat, ia berkata, "O pengikut awam! Masalah ini diluar batas kemampuan pengertianmu; jika engkau ingin tahu, engkau boleh pergi dan bertanya kepada Sang Buddha."

Ketika Visakha bertanya kepada Sang Buddha, Sang Buddha berkata, "Dhammadinna telah menjawab pertanyaanmu. Jika engkau bertanya kepada-Ku, Aku akan memberikan jawaban yang sama." Setelah berkata demikian, Sang Buddha menegaskan kenyataan bahwa Dhammadinna telah mencapai tingkat kesucian arahat.

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair berikut :

"Yassa pure ca pacchā ca majjhe ca n’atthi kiñcanaṃ
akiñcanaṃ anādānaṃ tam ahaṃ brūmi brāhmaṇaṃ."

Orang yang tidak lagi terikat apa yang telah lampau,
apa yang sekarang maupun yang akan datang,
yang tidak memegang ataupun melekat pada apapun juga,
maka ia Kusebut seorang `brahmana`.
----------

Notes :

Tanya jawab antara Visakha dan Dhammadina lengkapnya dapat dibaca di Culavedalla Sutta, Majjhima Nikaya 44.