Sunday 22 August 2010

Kisah Upasaka Mahakala (Dhammapada 12 : 161)

XII. Atta Vagga - Diri Sendiri

(161) Kejahatan yang dilakukan oleh diri sendiri,
timbul dari diri sendiri serta disebabkan oleh diri sendiri,
akan menghancurkan orang bodoh,
bagaikan intan memecah permata yang keras.
---------------------------------------------------------------------------------------------------

Pada suatu hari uposatha, Mahakala pergi ke Vihara Jetavana. Hari itu ia melaksanakan delapan peraturan moral (atthasila) dan mendengarkan khotbah Dhamma sepanjang malam. Pada malam itu juga beberapa pencuri menyusup masuk ke dalam sebuah rumah. Pemilik rumah terbangun dan mengejar para pencuri. Pencuri-pencuri itu berlarian ke segala arah. Beberapa pencuri berlari ke arah vihara. Ketika itu hampir subuh, dan Mahakala sedang mencuci muka di tepi kolam dekat vihara. Pencuri-pencuri itu menjatuhkan barang curiannya di depan Mahakala dan terus berlari. Ketika pemilik barang tiba di tempat itu, mereka melihat Mahakala dengan barang curian. Mengira bahwa Mahakala adalah salah seorang pencuri, mereka berteriak kepadanya, mengancamnya dan memukulnya dengan keras. Mahakala meninggal dunia di tempat itu. Pada pagi harinya, ketika beberapa bhikkhu muda dan samanera-samanera dari vihara pergi ke kolam untuk mengambil air, mereka melihat mayat itu dan mengenalinya.
 
Sekembali mereka ke vihara, mereka melaporkan hal yang telah dilihatnya kepada Sang Buddha. "Bhante, seorang upasaka di vihara yang telah mendengarkan khotbah Dhamma sepanjang malam, ditemukan meninggal dunia secara tidak pantas." Kepada mereka Sang Buddha menjawab, "Para bhikkhu, jika kalian hanya menilainya dari perbuatan baik yang telah ia lakukan pada kehidupan saat ini, ia sungguh tidak layak meninggal seperti itu. Tetapi kenyataannya, ia hanya menerima akibat perbuatan jahat yang telah ia lakukan pada kehidupan lampaunya. Pada salah satu kehidupan lampaunya, ketika ia sebagai seorang anggota istana sebuah kerajaan, ia jatuh cinta pada istri orang lain dan memukul suami wanita tersebut sehingga suami itu meninggal dunia. Perbuatan jahat pasti akan membuat seseorang menderita, bahkan dapat mengakibatkan kelahiran kembali dalam salah satu dari 4 alam apaya (alam penderitaan; alam asura, alam peta, alam binatang, dan neraka)."
 
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair berikut:

 "Attanā va kataṃ pāpaṃ
attajaṃ attasambhavaṃ
abhimatthati dummedhaṃ
vajiraṃ v’ amhamayaṃ maṇiṃ."

Kejahatan yang dilakukan oleh diri sendiri,
timbul dari diri sendiri
serta disebabkan oleh diri sendiri,
akan menghancurkan orang bodoh,
bagaikan intan memecah permata yang keras.