Thursday 28 October 2010

Kisah Lakundaka Bhaddiya Thera (Dhammapada 6 : 81)

 VI. Pandita Vagga - Orang Bijaksana

(81) Bagaikan batu karang yang tak tergoncangkan oleh badai,
demikian pula para bijaksana tidak akan terpengaruh oleh celaan maupun pujian.
------------------------------------------------------------------------------------------------

Bhaddiya adalah salah satu bhikkhu yang tinggal di Vihara Jetavana. Karena tubuhnya pendek maka ia dikenal dengan sebutan Lakundaka (pendek) oleh para bhikkhu lainnya. Lakundaka Bhaddiya mempunyai sifat yang sangat baik, meskipun bhikkhu-bhikkhu muda sering menggodanya dengan menarik hidungnya atau telinganya atau menepuk kepalanya. Sangat sering mereka bercanda dan berkata "Paman, bagaimana keadaanmu? Apakah kamu berbahagia, atau, apakah kamu bosan dengan kehidupan sebagai seorang bhikkhu di sini?" dan lain sebagainya. Lakundaka Bhaddiya tidak pernah membalas dengan kemarahan atau mencaci maki mereka, bahkan dalam hati kecilnya pun ia tidak marah terhadap mereka.

Ketika diceritakan tentang kesabaran Lakundaka Bhaddiya, Sang Buddha bersabda, "Seorang arahat tidak pernah marah maupun kehilangan kesabaran, ia tidak punya keinginan untuk berkata kasar atau berpikir menyakiti orang lain. Ia laksana batu karang yang tak tergoyahkan, seorang arahat tidak tergoyahkan karena celaan ataupun pujian."

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair berikut ini:

“Selo yathā ekaghano vātena na samīrati
evaṃ nindāpasaṃsāsu na samiñjanti paṇḍitā”

Bagaikan batu karang yang tak tergoncangkan oleh badai,
demikian pula para bijaksana tidak akan terpengaruh oleh celaan maupun pujian.