Tuesday, 13 July 2010

Kisah Lima Ratus Anak Muda (Dhammapada 16 : 217)

XVI. Piya Vagga – Kecintaan

(217) Barang siapa sempurna dalam sila
dan mempunyai pandangan terang, teguh dalam Dhamma,
selalu berbicara benar dan memenuhi segala kewajibannya,
maka semua orang akan mencintainya.
----------------------------------------------------------------------------------------------

Pada suatu hari festival, Sang Buddha memasuki kota Rajagaha untuk berpindapatta dengan ditemani oleh sejumlah bhikkhu. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan lima ratus anak laki-laki yang sedang berjalan menuju ke suatu taman yang indah. Anak-anak itu membawa beberapa keranjang kue pancake tetapi mereka tidak memberikan satupun kepada Sang Buddha dan para bhikkhu. Sang Buddha berkata kepada para bhikkhu, "Para bhikkhu, kamu akan memakan pancake itu hari ini; pemiliknya sedang berjalan di belakang kita. Kita akan melanjutkan perjalanan setelah makan." Setelah mengatakan hal itu, Sang Buddha dan para bhikkhu berteduh di bawah pohon. Pada saat bersamaan, Kassapa Thera datang ke sana. Anak-anak itu melihatnya dan kemudian menghormati Kassapa Thera, serta mendanakan pancake mereka kepada Sang Thera.

Kassapa Thera kemudian berkata kepada anak-anak itu, "Guruku Sang Bhagava Yang Agung, beristirahat di sana, di bawah pohon ditemani oleh beberapa bhikkhu. Pergi dan danakan pancake kalian kepada-Nya dan beberapa bhikkhu." Anak-anak itu melakukan apa yang dikatakan Kassapa Thera. Sang Buddha menerima dana pancake itu.
Kemudian, para bhikkhu mengatakan bahwa anak-anak itu sangat menyukai Kassapa Thera.

Sang Buddha berkata kepada mereka, "Para bhikkhu, semua bhikkhu yang seperti anakKu Kassapa disukai oleh para dewa dan manusia. Bhikkhu-bhikkhu seperti itu selalu menerima pemberian berlimpah untuk empat kebutuhan pokoknya."

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair berikut :

"Sīladassanasampannaṃ dhammaṭṭhaṃ saccavādinaṃ
attano kamma kubbānaṃ taṃ jano kurute piyaṃ."

Barang siapa sempurna dalam sila dan mempunyai pandangan terang,
teguh dalam Dhamma, selalu berbicara benar
dan memenuhi segala kewajibannya,
maka semua orang akan mencintainya.

Lima ratus anak laki-laki mencapai tingkat kesucian sotapatti setelah khotbah Dhamma itu berakhir.