Friday, 21 May 2010

Kisah Thera yang Berdiam Seorang Diri (Dhammapada 21 : 305)

XXI. Pakinnaka Vagga - Bunga Rampai

(305) Ia yang duduk sendirian, tidur sendirian,
berjalan sendirian, tanpa rasa jemu
serta selalu membina diri, 
akan bergembira di dalam hutan.
------------------------------------------------------------------------------------------------

Ketika berdiam di Vihara Jetavana, Sang Buddha mengutarakan syair ini, berkenaan denga seorang bhikkhu yang hidup menyendiri. Karena ia biasanya selalu sendirian, ia dikenal dengan nama Ekavihari Thera. (Eka = satu, sendiri. Vihari = tinggal/kediaman).

Ekavihari Thera tidak banyak bergaul dengan bhikkhu-bhikkhu lain. Ia biasa berdiam seorang diri. Ia akan tidur, berbaring, berdiri, atau berjalan seorang diri. Bhikkhu-bhikkhu lain berprasangka buruk terhadap Ekavihari dan berkata kepada Sang Buddha tentang dirinya. Tetapi Sang Buddha tidak menyalahkannya. Sebaliknya Beliau berkata, "Ya, sesungguhnya anak-Ku telah melakukan hal yang baik, karena, seorang bhikkhu seharusnya berdiam dalam kesunyian dan kesendirian."

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair berikut :

"Ekāsanaṃ ekaseyyaṃ eko caram atandito
eko damayam attānaṃ vanante ramito siyā."

Ia yang duduk sendirian, tidur sendirian, berjalan sendirian dengan tekun
serta selalu membina diri, akan bergembira di dalam hutan.
-------------
 

Notes :

Yang dimaksud dengan ‘duduk sendirian, tidur sendirian, berjalan sendirian’ adalah
gerak-gerik yang dilakukan ketika sedang melakukan meditasi vipassana. Jadi ia melatih meditasi vipassana setiap saat.